Rahasia Terungkap! Fuji, Selebgram Terkenal Mengidap ADHD Sejak 2022. Fakta Menarik dan Cara Mengatasinya!

Salah satu selebgram terkenal, Fuji, mengaku mengidap ADHD sejak 2022 lalu. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat tentang gejala dan penyebab ADHD, serta cara mengatasinya.Rahasia Terungkap! Fuji, Selebgram Terkenal Mengidap ADHD Sejak 2022. Fakta Menarik dan Cara Mengatasinya!


ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. ADHD dapat memengaruhi kualitas hidup, prestasi akademik, dan hubungan sosial penderita.

Salah satu selebgram terkenal, Fuji, mengaku mengidap ADHD sejak 2022 lalu. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat tentang gejala dan penyebab ADHD, serta cara mengatasinya.

Gejala ADHD

ADHD memiliki tiga gejala utama, yaitu kurang perhatian, hiperakti dan impulsif. Kurang perhatian berarti su


lit untuk memusatkan perhatian pada satu hal, mudah terganggu, dan sering lupa.

Hiperaktif berarti tidak bisa diam, selalu bergerak, dan berbicara terus-menerus. Impulsif berarti bertindak tanpa memikirkan akibatnya, sulit menunggu giliran, dan sering menyela orang lain.

Beberapa contoh perilaku yang menunjukkan gejala ADHD adalah:

  • Sulit menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan karena mudah bosan atau teralihkan.
  • Sering kehilangan barang-barang penting, seperti kunci, dompet, atau buku.
  • Tidak bisa mengikuti instruksi atau aturan dengan baik.
  • Sering gelisah, menggoyang-goyangkan kaki, atau memainkan sesuatu di tangan.
  • Sering berlari, melompat, atau memanjat sesuatu yang tidak seharusnya.
  • Sering berteriak, tertawa, atau menangis tanpa alasan yang jelas.
  • Sering mengambil sesuatu tanpa izin, berbohong, atau berkelahi.

Gejala ADHD biasanya muncul pada anak usia di bawah 12 tahun, tetapi bisa berlanjut hingga dewasa.

Gejala ADHD bisa berbeda-beda pada setiap individu, tergantung pada subtipe, usia, jenis kelamin, dan faktor lainnya.

Gejala ADHD juga bisa berubah seiring waktu, menjadi lebih ringan atau lebih parah.

Penyebab ADHD

Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ADHD terjadi akibat kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan.

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko ADHD adalah:

  • Keturunan atau faktor genetik, yaitu memiliki ibu, ayah, atau saudara kandung yang menderita ADHD atau gangguan mental lain.
  • Kelahiran prematur, yaitu lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
  • Kelainan pada struktur atau fungsi otak.
  • Kerusakan otak sewaktu dalam kandungan.
  • Paparan racun dari lingkungan sewaktu masa kanak-kanak, misalnya paparan timbal dari cat.
  • Penggunaan obat, tekanan darah tinggi, dan infeksi selama kehamilan.

Ada pula beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan penyebab ADHD, tetapi tidak terbukti benar, antara lain:

  1. Konsumsi gula berlebihan. Meskipun gula bisa meningkatkan energi dan aktivitas anak, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa gula bisa menyebabkan ADHD.
  2. Kurang disiplin. Meskipun anak dengan ADHD membutuhkan bimbingan dan aturan yang jelas, tetapi kurang disiplin bukanlah penyebab ADHD. Sebaliknya, ADHD bisa menyebabkan anak sulit mengikuti aturan atau instruksi.

Cara Mengatasi ADHD

ADHD adalah gangguan mental yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi bisa diredakan dengan penanganan yang tepat.

Penanganan ADHD bertujuan untuk mengurangi gejala, meningkatkan fungsi kognitif, dan memperbaiki kualitas hidup penderita.

Beberapa pilihan penanganan ADHD adalah:

  1. Obat-obatan. Obat yang umum diberikan pada penderita ADHD adalah methylphenidate, yang bekerja dengan cara menyeimbangkan kadar senyawa kimia di otak. Obat ini dapat meredakan gejala ADHD, seperti sulit fokus, hiperaktif, dan impulsif. Obat ini aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak, tetapi dokter tetap akan memantau pasien untuk mewaspadai munculnya efek samping, seperti gangguan pada jantung. Jika penderita mengalami efek samping tersebut atau berisiko tinggi untuk mengalaminya, maka dokter akan memberikan obat lain, seperti atomoxetine, amitriptyline atau clonidine.
  2. Psikoterapi. Psikoterapi adalah proses bantuan psikologis yang dilakukan oleh seorang profesional, seperti psikolog atau psikiater. Psikoterapi dapat membantu penderita untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat, serta mengatasi gangguan mental lain yang menyertai ADHD, seperti depresi atau kecemasan. Jenis psikoterapi yang bisa menjadi pilihan adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy), terapi psikoedukasi, atau terapi interaksi sosial.
  3. Modifikasi perilaku. Modifikasi perilaku adalah teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan. Modifikasi perilaku dapat dilakukan dengan cara memberikan penguatan positif (positive reinforcement) atau penguatan negatif (negative reinforcement) pada penderita. Penguatan positif adalah memberikan hadiah atau pujian ketika penderita berperilaku baik, sedangkan penguatan negatif adalah menghilangkan sesuatu yang tidak menyenangkan ketika penderita berperilaku baik.
  4. Dukungan keluarga. Dukungan keluarga adalah faktor penting dalam penanganan ADHD. Keluarga dapat memberikan perhatian, kasih sayang, pengertian, dan bantuan kepada penderita. Keluarga juga dapat membantu penderita untuk mengikuti penanganan yang diberikan oleh dokter atau psikolog. Keluarga juga dapat mengikuti program pelatihan khusus yang diajarkan oleh dokter atau psikolog, seperti cara menerapkan pujian, menghukum, atau mengarahkan aktivitas penderita.

Selain penanganan di atas, penderita ADHD juga dapat melakukan beberapa hal berikut untuk membantu mereka menjalani hidup dengan normal:

  • Membuat jadwal harian dan berusaha menerapkannya. Jadwal harian dapat membantu penderita untuk mengatur waktu, prioritas, dan tugas mereka dengan lebih baik.
  • Menerapkan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau napas dalam. Teknik relaksasi dapat membantu penderita untuk mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, dan menenangkan pikiran.
  • Berolahraga secara teratur. Olahraga dapat membantu penderita untuk melepaskan energi berlebih, meningkatkan mood, dan merangsang otak.
  • Mengatur lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang tenang, rapi, dan nyaman dapat membantu penderita untuk fokus dan belajar.
  • Memberikan pujian kepada diri sendiri atau orang lain. Pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan kebahagiaan penderita.
  • Berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Komunikasi yang baik dapat membantu penderita untuk memahami dan mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan harapan mereka.

Penutup

ADHD adalah gangguan mental yang ditandai dengan kurang perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. ADHD dapat memengaruhi kualitas hidup, prestasi akademik, dan hubungan sosial penderita.

Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti, tetapi diduga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. ADHD tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi bisa diredakan dengan penanganan yang tepat, seperti obat-obatan, psikoterapi, modifikasi perilaku, dan dukungan keluarga.

Penderita ADHD juga dapat melakukan beberapa hal untuk membantu mereka menjalani hidup dengan normal, seperti membuat jadwal, menerapkan teknik relaksasi, berolahraga, mengatur lingkungan, memberikan pujian, dan berkomunikasi dengan baik.

Meskipun ADHD memiliki tantangan tersendiri, tetapi penderita ADHD bisa tetap produktif dan berkembang jika mendapatkan penanganan dan dukungan yang sesuai.

Penderita ADHD memiliki potensi yang luar biasa, seperti kreativitas, energi, dan kecerdasan. Banyak orang sukses yang mengidap ADHD, seperti selebgram Fuji, aktor Tom Cruise, atau penemu Thomas Edison. Mereka membuktikan bahwa ADHD bukanlah halangan, tetapi justru menjadi kekuatan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url