Presentasi Festival Dugong Masuk Dalam Ivent Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ri

Presentasi Festival Dugong Masuk Dalam Ivent Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ri

Fighazmc News - Presentasi Festival Dugong di wilayah Pantai Wisata Mali yang sudah 3 kali dipentaskan sudah masuk atau terdaftar dalam skala event pariwisata daerah oleh Kementerian Pariwisata, Ekonomi dan Kreativitas (Kemenparekraf) RI.

Dugong Fish Call Festival dengan acara ritual ini kedepannya dapat dikemas dengan baik untuk diikutsertakan dalam event nasional.

Direktur Acara Nasional dan Internasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Desi Siregar, mengatakan hal itu dalam komentarnya ketika menghadiri pembukaan Temu Antar Umat Beragama NTT dan tiga festival (Festival Dugong, Al'Quran Lama, Kejuaraan Paralayang Nasional), yang diresmikan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di aula gereja Pola Tribuana Kalabahi pada Rabu 19 Oktober 2021.

Desi di awal sambutannya menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara festival dugong dan acara lainnya yang telah diwujudkan melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat, juga setiap pengunjung yang memasuki lokasi festival harus memiliki sertifikat vaksinasi.

Menurut Desi, ia menghabiskan 3 hari menjelajahi Alor, daerah ini memiliki potensi wisata yang sangat besar. Di Alor terdapat wisata bahari dengan dive site-nya, dimana dive site di Alor merupakan yang terindah atau terbaik kedua di dunia setelah Karibia.

Selain itu, lanjut Desi, di Alor juga ada wisata budaya dan heritage. Salah satunya adalah desa adat di kabupaten Alor. Kedepannya desa adat ini dapat masuk dalam pengakuan kota wisata Indonesia dan pengakuan kreasi Indonesia bagi UMKM. Apresiasi ini akan memberikan Anda sertifikasi sebagai resor terbaik di Indonesia.

“Wisata lain yang menarik yang dapat dikembangkan di Alor adalah wisata ziarah atau religi. Wisata ini dapat dikembangkan oleh semua agama yang ada,” kata Desi yang tinggal di Alor saat mendampingi suaminya saat menjabat sebagai Dandim 1622 Alor.

Sementara itu, khusus untuk pengamatannya di lokasi Paralayang Bukit Bedoe, Desa Hulnani, Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL), Desi mengungkapkan kekagumannya akan keindahan pemandangan alam dan laut serta luasnya gugusan pulau yang sangat menakjubkan, Cantik.

Desi mengatakan lokasi tersebut bukan hanya sekedar lintasan paralayang, namun dinilai cocok untuk wisata foto, khususnya wisata foto astronomi yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat Indonesia maupun mancanegara.

“Kalau kita di Bedoe, kita bisa melihat sunset yang sangat indah dan alamnya terbuka lebar, sehingga ketika bulan mati kita bisa menikmati foto-foto Bima Sakti (yakni galaksi Bima Sakti yang terlihat seperti satu dari banyak bintang panjang). Tempat menikmati Milky Way banyak dicari orang, salah satunya di Waerebo Kabupaten Manggarai,” jelas Desi.

Soal festival dugong, Desi menegaskan festival tahunan ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat kabupaten Alor. , oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah diberikan penghargaan atau diikutsertakan dalam event pariwisata skala regional, untuk itu kedepannya akan dikemas dengan baik untuk diikutsertakan dalam event nasional.

Desi Spera che in the ke depan, festival dugong akan dikemas atau lebih fokus pada bagaimana festival tersebut dapat memberikan nilai bagi masyarakat dan dugong itu sendiri dalam upaya pelestariannya.

“Kami akan membantu promosi. Kami akan jamin maksimal potensi wisata di Alor dan liburan yang dirayakan. Kami akan minta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandi Uno, untuk memuat jutaan orang di antara pengikutnya, kami juga akan membantunya dengan menghadirkan media nasional dan asing", kata Desi.

Gubernur minta bertemu Dugong jangan "Dijual" Kapanpun. Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, mengacu pada pertunjukan festival dugong dalam sambutannya, lebih fokus pada pelestarian duyung dan lingkungan dan menjadikan duyung sebagai tujuan wisata eksklusif.

Laiskodat mencontohkan hal itu. Tidak mungkin melihat duyung sepanjang waktu, jadi segera diantar untuk melihat duyung, tidak diperbolehkan tetapi dipersiapkan dengan baik. 

Anda dapat membuka jam-jam tertentu untuk melihat ikan unik ini.

“Jadi dugong ini berkah dari Tuhan untuk Alor. Hanya saja administrasinya masih seperti tahun sebelum Masehi. Misalnya hanya karena Kapolsek datang atau Kasad Kapolsek datang atau Bupati, Ketua DPRD, Kapolres dan ingin melihat putri duyung langsung diizinkan, itu tidak boleh, Presiden juga. Kalau Mau lihat putri duyung beritahu tanggal berapa, bulan apa, sehingga orang-orang datang dan tinggal selama 3 hari di Alor, barulah mereka bisa melihat putri duyung. Itu baru mahal. Alam akan mudah rusak, kalau semua orang datang untuk melihat dengan harga yang terjangkau. 

Laiskodat menambahkan, pemerintah harus bisa merumuskan pariwisata eksklusif. Tidak pernah melakukan kejahatan lingkungan.

Hal-hal seperti itu seharusnya hanya dilihat oleh pecinta alam, dan cinta lingkungan seperti gerakan akhir-akhir ini, dan harganya mahal.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang mengarah kepada pertumbuhan dan kemajuan ekonomi di Kabupaten Alor.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url