Kontribusi Nasional Jawa Barat 24,88 Persen Simulasi Kuat Pemulihan Ekonomi Jawa Barat.
Investasi berperan dengan proporsi sebesar 24,88 persen dalam perekonomian Jawa Barat, menjadikannya komponen kedua yang paling penting setelah konsumsi.
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan bahwa peningkatan investasi memiliki dampak positif yang signifikan dalam memulihkan ekonomi Jawa Barat.
Pada tahun 2020, Jawa Barat mencapai Incremental Capital Production Index (ICOR) sebesar 4 persen, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional sebesar 6,8 persen.
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan bahwa peningkatan investasi memiliki dampak positif yang signifikan dalam memulihkan ekonomi Jawa Barat.
Pada tahun 2020, Jawa Barat mencapai Incremental Capital Production Index (ICOR) sebesar 4 persen, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional sebesar 6,8 persen.
Prestasi ini dapat diatribusikan kepada ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang relatif lebih unggul jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Untuk investasi asing langsung, negara-negara asal investor sangat beragam, termasuk Korea Selatan, Jepang, Cina, Belanda, dan Singapura.
1. Infrastruktur yang memadai
Infrastruktur yang baik dan memadai merupakan salah satu faktor penting dalam menarik investasi.
Jika suatu daerah memiliki aksesibilitas yang baik, transportasi yang lancar, listrik yang stabil, dan fasilitas pendukung lainnya, maka investor cenderung lebih tertarik untuk menanamkan modal di daerah tersebut.
Jika Jabar memiliki infrastruktur yang memadai, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi investor.
2. Personel yang mumpuni
Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas dan terampil juga berperan penting dalam menarik investasi.
Jika Jabar memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan siap pakai, investor akan merasa lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya di daerah tersebut.
Keberadaan personel yang mumpuni dapat membantu investor dalam menjalankan operasional bisnis mereka secara efisien.
3. Dukungan pemerintah daerah
Dukungan dari pemerintah daerah merupakan faktor yang krusial dalam mengundang investasi.
Jika pemerintah daerah aktif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, seperti melalui kegiatan seperti West Java Investment Summit (WJIS) 2021, investor akan merasa didukung dan dipermudah dalam melakukan investasi di Jabar.
Fighazmc News - Investasi berperan dengan proporsi sebesar 24,88 persen dalam perekonomian Jawa Barat, menjadikannya komponen kedua yang paling penting setelah konsumsi.
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan bahwa peningkatan investasi memiliki dampak positif yang signifikan dalam memulihkan ekonomi Jawa Barat.
Pada tahun 2020, Jawa Barat mencapai Incremental Capital Production Index (ICOR) sebesar 4 persen, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional sebesar 6,8 persen.
Prestasi ini dapat diatribusikan kepada ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang relatif lebih unggul jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Dorongan bagi investor untuk melakukan investasi di Jawa Barat meliputi infrastruktur yang menarik, seperti pengembangan wilayah industri, perluasan jaringan jalan tol, perbaikan jalur kereta api, pembangunan bandara dan pelabuhan, serta adanya dukungan politik dan insentif yang menguntungkan bagi para investor.
Menurut ICOR, investasi di Jawa Barat memiliki efisiensi yang lebih tinggi, dengan kemampuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 1 persen. Hal ini hanya memerlukan peningkatan investasi sebesar persen.
Efisiensi investasi ini membuat Jawa Barat menjadi kontributor utama dalam investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Pada semester pertama tahun 2021, investasi di Provinsi Jawa Barat mencapai jumlah tertinggi di tingkat nasional, yakni sebesar Rp 72,50 triliun.
Pada semester pertama tahun 2021, investasi di Provinsi Jawa Barat mencapai jumlah tertinggi di tingkat nasional, yakni sebesar Rp 72,50 triliun.
Tingginya jumlah tersebut disebabkan oleh investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 61,06 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 38,9 persen.
Mayoritas investasi ini ditujukan untuk sektor perumahan dan komersial, industri otomotif, transportasi, dan konstruksi.
Untuk investasi asing langsung, negara-negara asal investor sangat beragam, termasuk Korea Selatan, Jepang, Cina, Belanda, dan Singapura.
Pernyataan KeImla Bl Jabar Herawanto menyatakan bahwa tingginya realisasi investasi di Jawa Barat (Jabar) selama pandemi didukung oleh tiga faktor utama: infrastruktur yang memadai, personel yang mumpuni, dan dukungan pemerintah daerah, termasuk kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) 2021.
1. Infrastruktur yang memadai
Infrastruktur yang baik dan memadai merupakan salah satu faktor penting dalam menarik investasi.
Jika suatu daerah memiliki aksesibilitas yang baik, transportasi yang lancar, listrik yang stabil, dan fasilitas pendukung lainnya, maka investor cenderung lebih tertarik untuk menanamkan modal di daerah tersebut.
Jika Jabar memiliki infrastruktur yang memadai, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi investor.
2. Personel yang mumpuni
Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas dan terampil juga berperan penting dalam menarik investasi.
Jika Jabar memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan siap pakai, investor akan merasa lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya di daerah tersebut.
Keberadaan personel yang mumpuni dapat membantu investor dalam menjalankan operasional bisnis mereka secara efisien.
3. Dukungan pemerintah daerah
Dukungan dari pemerintah daerah merupakan faktor yang krusial dalam mengundang investasi.
Jika pemerintah daerah aktif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, seperti melalui kegiatan seperti West Java Investment Summit (WJIS) 2021, investor akan merasa didukung dan dipermudah dalam melakukan investasi di Jabar.
Langkah-langkah seperti penyederhanaan regulasi, pelayanan yang cepat, insentif pajak, dan fasilitas lainnya dapat mendorong minat investor untuk berinvestasi di daerah tersebut.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa tingginya realisasi investasi di Jabar selama pandemi didorong oleh kombinasi faktor-faktor tersebut, yaitu infrastruktur yang memadai, personel yang mumpuni, dan dukungan pemerintah daerah melalui kegiatan seperti West Java Investment Summit (WJIS) 2021.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa tingginya realisasi investasi di Jabar selama pandemi didorong oleh kombinasi faktor-faktor tersebut, yaitu infrastruktur yang memadai, personel yang mumpuni, dan dukungan pemerintah daerah melalui kegiatan seperti West Java Investment Summit (WJIS) 2021.
WJIS merupakan hasil kerja sama Bank Indonesia dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Dan itu telah sukses sejak tahun 2019. Pada tahun 2021, WJIS mengangkat tema “Menavigasi Melampaui Covid Dunia: peningkatan Investasi untuk Ketahanan Jabar”. WJIS ke-3 2021 dan akan berlangsung pada 21 Oktober 2021.
Berbeda dengan tahun lalu, berbagai proyek investasi yang ditawarkan di ajang promosi investasi tahun ini, termasuk proyek investasi di Jabar Selatan seperti destinasi wisata investasi baru.
Selain itu, WJIS 2021 juga akan mendukung tentang Perpres 87/2021: Percepatan Pengembangan Wilayah Rebana dan Jawa Barat di Selatan, sehingga meningkatkan kepercayaan calon investor dan potensi manfaat berinvestasi.
WJIS 2021 terus menawarkan proyek-proyek potensial di kawasan Rebana dan berbagai potensi investasi di sektor pariwisata, kawasan industri dan UMKM bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Himpunan Kawasan Industri (HKI) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Sementara itu, Wakil Direktur Jabar Bl Bambang Pramono mengatakan dalam konferensi pers terkait pelaksanaan WJIS 2021, Jabar memberikan kontribusi 24,88 persen dari investasi nasional.
“Pada semester pertama tahun 2021, investasi mencapai Rp 72 triliun. Jawa Barat menarik untuk investasi karena infrastruktur pendukung yang sangat baik dan sumber daya manusia yang lebih unggul dari provinsi lain. Sekaligus mendukung Perpres tentang pengembangan kawasan rebana,” ujarnya.
Mentri Investasi Bahlil Lahadalia, juga menyatakan bahwa kebijakan investasi Indonesia tentunya diarahkan untuk lebih mendorong iklim investasi yang mendukung pemulihan ekonomi di Jawa Barat.
"Seperti halnya di Jawa Barat, partisipasi dalam investasi merupakan agenda nasional yang penting, salah satunya pemerataan infrastruktur tidak hanya di Jawa, tetapi juga di luar Jawa."
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimis Jabar sebagai tujuan investasi kelas dunia. Ridwan Kamil mengatakan Jabar akan terus meningkatkan kapasitas dan daya saingnya saat ini dan ke depan untuk menjadi tujuan investasi kelas dunia.
Hal, menawarkan proyek infrastruktur di Segitiga Rebadan dan Selalan Jawa Barat.
"Pemerintah Jawa Barat dalam visinya tidak hanya mempertahankan kinerja sebagai tujuan investasi utama di Indonesia, tetapi juga bertujuan untuk menjadi tujuan investasi utama di Asia Tenggara," katanya.
Sebagai salah satu langkah dalam kunjungan tersebut, WJIS 2021 memperkenalkan Keputusan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat Daya sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah pusat terhadap Jawa Barat.
Perpres ini akan meningkatkan kepercayaan calon investor terhadap potensi dan manfaat berinvestasi di Jawa Barat.