Ini Dampak Dari Nilai Tukar Rupiah Dengan Mata Uang Asing

Ini Dampak Dari Nilai Tukar Rupiah Dengan Mata Uang Asing

Fighazmc News - Kabar Ekonomi menyajikan informasi harian tentang nilai tukar rupiah. Informasi tentang nilai tukar rupiah terhadap Dolar.

Sering diberitakan, Pergerakan Ekonomi nilai tukar rupiah terus berubah. Bisa bertambah atau berkurang.

Tapi pernahkah Anda bertanya? Apa dampaknya bagi sektor korporasi jika nilai tukar rupiah naik atau turun? Apakah nilai tukar yang tinggi berarti perekonomian Indonesia membaik? Artikel ini akan menjelaskannya.

Nilai tukar Rupiah menguat menandakan bahwa perekonomian negara semakin baik.

Keadaan dimana pembagunan infrastruktur berjalan dengan baik, daya beli masyarakat naik, termasuk kebijakan tax amnesty yang baru2 ini berhasil menyerap mekanisme positif dari masyarakat Indonesia, maka nilai tukar Rupiah akan menguat.

Dampak Dari Nilai Tukar Rupiah Dengan Mata Uang Asing


Akan tetapi jika nilai tukar Rupiah yang terus membaik tanpa ada penurunan sama sekali, juga memiliki dampak yang kurang baik.

Mengapa demikian? Hal ini akan berdampak pada neraca perdagangan (terlebih pada ekspor).

Neraca perdagangan adalah catatan perdagangan ekspor dan impor dalam suatu perioda tertentu.

Indonesia dikatakan mempunyai surplus dalam neraca perdagangan apabila nilai eskpor lebih besar daripada impor.

Sedangkan neraca perdagangan dikatakan defisit apabila nilai impor lebih besar daripada ekspor (pengeluaran ke luar negeri lebih besar daripada pemasukan ke dalam negeri).

Fungsi neraca perdagangan ialah salah satu alat untuk mengukur kekuatan perekonomian suatu negara.

Neraca perdagangan surplus berarti Indonesia memiliki pendapatan dalam bentuk mata uang asing.

Penghasilan mata uang asing ini dimanfaatkan untuk menutup utang luar negeri, mendapatkan pinjaman luar negeri dan transaksi luar negeri.

Sama halnya juga sebaliknya, jika defisit, maka pemerintah akan kekurangan uang untuk membayar utang luar negeri, transaksi luar negeri tidak bisa berjalan dengan lebih baik.

Jadi, mata uang suatu Negara sangat berperan atau perpengaruh terhadap  transaksi ekspor dan impor suatu Negara.

Intinya:

  • Ketika nilai tukar menguat, Maka: Menguntungkan untuk impor, merugikan untuk eskpor.
  • Ketika nilai tukar melemah, Maka: Menguntungkan untuk ekspor, merugikan untuk impor.

Kenapa?

Berikut ilustrasi menggunakan nilai tukar Rupiah terhadap USD.

Karena berbagai kebijakan pemerintah yang menimbulkan sentimen positif, nilai tukar rupiah menguat menjadi:
  • Kurs beli: 1 USD = Rp11.700
  • Kurs jual: 1 USD = Rp12.000
Karena Dollar sedang perkasa dan pemerintah Amerika mengeluarkan kebijakan2 baru, dalam kurun waktu tertentu akhirnya  nilai tukar melemah menjadi:
  • Kurs beli: 1 USD = Rp11.900.  
  • Kurs jual: 1 ISD = Rp12.200

KASUS IMPOR


Apabila perusahaan yang ada di Indonesia melakukan kegiatan impor barang dari negeri Paman Sam dengan jumlah $1.000, maka Indonesia harus menukarkan uang Rupiah ke dalam USD.

Karena impor berarti membeli barang dari luar negeri, maka Indonesia harus menyiapkan mata uang asing (membeli dollar). 

Mengacu pada contoh diatas, kurs jual saat itu adalah 1 USD = Rp12.000. Maka, Indonesia harus menukarkan uang rupiahnya sebanyak Rp12.000.000 (Rp12.000*$1.000) supaya bisa membayar harga barang impor seharga $1.000. 

Jika nilai tukar melemah menjadi 12.200, maka para importir harus menukarkan uang Rupiahnya sebanyak Rp12.200.000 (Rp12.200*$1000).

Artinya, kalau kurs Rupiah menurun, para importir harus menyiapkan uang yang lebih banyak untuk membiayai transaksi impor.

Jadi, dapat disimpulkan, jika nilai tukar Rupiah melemah, maka akan memberikan dampak negatif bagi transaksi impor. 

KASUS EKSPOR


Ketika perusahaan yang ada Indonesia menjual barang ke negeri Paman Sam (ekspor), dengan nilai jual $4.000, maka Indonesia akan menerima uang masuk dalam bentuk mata uang asing (USD).

Para eskportir harus menukarkan uangnya dalam bentuk mata uang Rupiah pasar valuta asing, agar dapat melakukan transaksi dalam negeri (eksportir harus menjual Dollar untuk mendapatkan Rupiah). 

Jika mengacu pada kurs diatas, maka para eksportir harus menukarkan uang USD menjadi Rupiah. Dan eksportir akan mendapatkan nilai sebesar Rp46.800.000 ($4.000*Rp11.700). 

Jika nilai tukar Rupiah melemah menjadi Rp11.900, maka eksportir akan mendapatkan uang yang lebih besar dari penukaran mata uang USD kedalam Rupiah, yaitu sebesar Rp47.600.000 ($4.000*Rp11.900). Jadi, jika nilai tukar Rupiah melemah, maka akan memberikan dampak positif bagi transaksi ekspor.

Karena dengan melemahnya nilai tukar Rupiah, para eksportir akan mendapatkan uang masuk yang lebih banyak.  

Mana yang lebih bagus dan baik, nilai tukar Rupiah menurun atau menguat?

Secara umum, nilai tukar menguat menandakan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin bagus dan stabil, dan sebaliknya jika nilai tukar terus melemah, berarti perekonomian Indonesia sdang lesu. Tapiii...

Kalau nilai tukar Rupiah terus menguat, maka dampak yang akan ditimbulkan adalah pada transaksi ekspor.

Penguatan nilai tukar Rupiah secara terus menerus akan merugikan transaksi ekspor.

Artinya, jika Rupiah terus menguat, maka pendapatan yang diterima negara akan turun, walaupun juga akan memberikan keuntungan dari sisi impor (karena importir membayar biaya yang lebih murah).

Sehingga, kalau Indonesia memiliki banyak transaksi ekspor dan mata uang Rupiah menguat terus, maka hal ini bisa merugikan eksportir, dan bisa memungkinkan adanya defisit neraca perdagangan. 

Sehingga, kalau nilai tukar Rupiah terus menguat, Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan kebijakan2 tertentu, untuk menahan laju penguatan nilai Rupiah.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham


Nilai tukar rupiah secara umum berpengaruh terhadap harga saham.

Tetapi, Anda jangan salah mengartikan, bahwa ketika nilai tukar Rupiah hari itu menguat, maka saham2 Anda akan naik. Tidak ada hubungannya sama sekali.

Jadi, kalau Anda trader saham, jangan menggunakan informasi nilai tukar Rupiah harian sebagai dasar pengambilan keputusan trading. 

Nilai tukar Rupiah yang menguat mampu memberikan dampak positif pada IHSG akan terasa dalam jangka waktu tertentu, yang tampak dari kebijakan2 ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik dan perbaikan fundamental negara.

Ketika nilai tukar Rupiah stabil, dan kebijakan2 pemerintah mampu mendorong perekonomian, maka IHSG juga akan naik.

Salah satu penyebab IHSG naik, salah satunya ditopang oleh data neraca perdagangan.

Neraca perdagangan surplus secara umum akan membawa pada kenaikan IHSG dan sebaliknya.

Dan neraca perdangan surplus atau defisit, salah satunya juga dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah. 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url